Eksotisme kota Solo, tak bisa mengabaikan wisata kuliner yang tak kalah menarik. Sebut saja, nasi ulam, serabi, tahu petis, dan masih banyak lagi. membayangkannya saja sudah bikin perut bernyanyi indah, Tapi seperti saya yang tinggal di Ibu kota mencari sesuap nasi, agak susah untuk mengambil waktu liburan ke Solo untuk menikmati wisata kuliner atau budaya Solo lainnya. Paling alternatifnya mencari resto atau warung yang menyediakan makanan khas Solo.

Ada apa sajakah di acara ini?
Acara yang telah di gelar untuk ketiga kalinya ini menghadirkan 30 tenant lokal dari jajanan hingga kerajinan tangan. Bagi yang ingin bernostalgia dengan suasana dan jajanan langka kota Jawa khususnya kota Solo, disinilah tempatnya.
Ide awal konsep GCRS ini, muncul dari kerinduan pemilik Dapur Solo, Ny. Swan akan budaya Jawa, khususnya dibidang kuliner.

Nah karena itu, tujuan diselenggarakannya GCRS 2015 ini agar masyarakat lebih mengenal dan mencintai kuliner dalam negeri. Juga untuk mengenalkan budaya Jawa khususnya Solo ke khalayak ramai.
Batik
Salah satu acara yang menarik dari GCRS 2015 ini adalah membatik. Pasti kenal Batik dong, apalagi Solo, gudangnya berbagai corak Batik, mulai dari Batik cetak sampai Batik lukis. Saat saya datang, kebetulan sedang ada kursus singkat membatik, yang diperuntukkan untuk anak-anak dan dewasa. Di sana, diajarkan bagaimana cara melukis Batik menggunakan canting.
Berbicara tentang Batik, sekilas saya mendengarkan penjelasan pengajarnya bahwa untuk membuat pewarna alami pada batik lukis bisa menggunakan daun pohon Angsana yang direbus. Dan dalam sejarahnya, pada jaman dahulu Batik hanya digunakan oleh para Raja, yang dinamakan Batik Pakeman. lalu masyarakat menciptakan motif Batik sendiri, yang dinamakan Batik Pesisiran. Namun dengan perkembangan jaman, kini Batik Pakeman pun bisa dipakai oleh semua kalangan.




Selain membatik, dalam GCRS 2015 ini juga diadakan workshop membuat tumpeng dan menyajikan kesenian Jawa. Yang menarik adalah, kebetulan saat itu ada Sinden (penyanyi Jawa). Biasanya saya hanya bisa mendengarkan lagu sinden ketika sedang mengunjungi resepsi pernikahan dengan adat Jawa atau hanya mendengarkan dari kaset/CD. Nah ini saya beruntung bisa mendengar dan melihat langsung Sang Sinden beraksi. Dan WAOW suaranya merdu banget. Terasa seperti sedang berada di Keraton Solo saja.

Jajanan Khas Solo












Secara umum, rasa dan tampilan kuliner Dapur Solo, enaak banget. Dan yang utama harganya sangat bersahabat. Nasi Tumpeng Mini dengan lauk pauk yang lengkap hanya Rp. 35K. Kalau mau menikmati Teh Poci, Dapur Solo juga menyajikan Tek dengan Poci dari tanah liat.
Karena event ini adalah event tahunan, semoga ditahun depan Dapur Solo tetap mengadakan GCRS 2016. See You next year ^^
Liza