Hari Minggu siang 26 November 2017 lalu, saya mengikuti Smartphone Photography Workshop yang di adakan oleh Indonesian Hijab Blogger di Harris Suite FX Sudirman, Jakarta. Saya bersyukur sekali dapat seat buat mengikuti workshop-nya. Karena tema kali ini pas sekali dengan kebutuhan kekinian para Instagramer ataupun pemilik online shop untuk keperluan foto produk. Di tambah lagi pematerinya adalah Mba Ariana Oktavia yang foto-foto instagramnya keren abis, kalau mau follow yuk bisa difollow IG-nya di @ariana_arriana. Kata Beliau sebagian besar fotonya di shoot menggunakan Smartphone loh. Pasti ga percaya deh, karena walaupun menggunakan Smartphone tapi hasilnya seperti menggunakan kamera DSLR. Rahasianya…? Nah makanya kemarin saya mengharuskan diri untuk bisa ikut workshop ini. Karena Mba Ariana memberikan materi secara detail plus praktek yang langsung dibimbing oleh Beliau.
Saya datang sekitar pukul 11.45 wib which is datang lebih awal dari jadwal workshopnya yang di mulai pukul 12.00 wib. Setelah registrasi, saya mencari tempat duduk di depan, maksudnya biar lebih fokus belajarnya hehe. Karena sudah mendekati jam 12.00 peserta workshop yang telah hadir dipersilahkan untuk makan siang terlebih dahulu di Harris Cafe. Agak merasa WOW deh makan di Harris Cafe ini, karena pemandangan dari jendela langsung ke depan Jalan Jend. Sudirman, yang pasti cahaya yang masuk terang banget karena kalau duduk dipinggir tidak ada sekat pemisah antara jendela dan kursi makan. Jadi berasa luas gitu.
Sekilas tentang Indonesian Hijab Blogger
Setelah makan siang, acara workshop pun dimulai. Di awali dengan pembukaan dari MC Mba Suci Utami, lalu perkenalan Indonesian Hijab Blogger oleh Mba Witha.
Terimakasih kepada Indonesian Hijab Blogger yang sudah memfasilitasi acara Smartphone Photography Workshop bersama Mba Ariana. Karena dengan diadakannya workshop ini kita terutama saya bisa nambah ilmu tentang photography lagi. Tetapi apa dan siapa sih Indonesian Hijab Blogger atau yang biasa di sebut IH Blogger itu? Yuk kita kenalan dulu ya…
14 September 2014 merupakan tanggal dimulainya postingan pertama awal dan sebagai permulaan dibentuknya komunitas Indonesian Hijab Blogger @IHBlogger, sebagai tempat dan wadah para hijaber blogger berbagi informasi dan silaturahmi di dunia perbloggingan. IHBlogger digawangi oleh hijaber-hijaber cantik yang diketuai oleh Mba @roswithajassin , lalu ada juga Mba @olanatics , Mba @suciutama, Mba @nianastiti, Mba @jnynita, Mba @tianandaw.
Sebagai wadah silaturahmi antar hijabers terutama blogger, IHBlogger banyak memfasilitasi berbagai event yang dapat meningkatkan kualitas dan wawasan para blogger hijabers. Untuk itu IHBlogger merangkul semua lini perbloggingan baik itu kategori beauty, food, parenting, lifestyle dan sebagainya. Kalau kamu punya blog dan berhijab, gabung deh ke IHBlogger, akan banyak sekali ilmu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas diri kita. Cara daftarnya ada di sini ya… Dan untuk yang belum punya blog ga usah khawatir, yuk mulai belajar dan bikin blog.
Smartphone Photography Workshop Bersama Ariana Oktavia
Apa saja yang saya pelajari dari workshop smartphone photography kemarin? Yang jelas buanyaaak banget, sampai saya ga sabar buat berbagi kepada teman-teman yang belum sempat ikut. Kebetulan saya ngefans juga sama Mba Ariana, pernah beberapa kali melihat postingan beliau mengadakan workshop serupa, namun selalu berhalangan ikut. Nah kali ini akhirnya Alhamdulillah bisa ikutan.
Materi dimulai dengan Mba Ariana memberikan penjelasan bahwa untuk mendapatkan foto bagus dengan handphone tidak harus menggunakan hp dengan pixel tinggi. Bahkan dengan ukuran 8 MP pun foto yang bagus bisa kita dapatkan, asal fotonya tidak asal jepret. Setidaknya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ;
1. Perhatikan cahaya yang menerangi objek mencukupi
Shoot your lunch, eat your dinner
Jelas bahwa sinar matahari merupakan sumber cahaya alami gratis yang pas untuk melakukan pemotretan. Hasil foto outdoor dengan cahaya yang cukup lebih bagus di bandingkan dengan foto indoor walaupun dengan pencahayaan lampu yang memadai. Untuk foto dengan menggunakan handphone lebih bagus sumber cahaya berasal dari kanan objek foto dan taruh reflektor di sebelah kiri agar pembauran cahayanya menjadi rata atau sebaliknya dan jangan membelakangi cahaya / cahaya harus lebih tinggi dari objek foto.
Bagaimana dengan foto di restaurant yang biasanya menggunakan cahaya kuning? Sebaiknya sih dihindari. Berpindah ke tempat yang lebih terang atau tempat dengan cahaya lampu putih akan lebih baik. Namun jika tak bisa dihindari, just eat your meal adalah yang terbaik. Sepengalaman saya Foto di resto dengan cahaya kuning sangat melelahkan, di geser kanan, kiri, maju, mundur hasilnya ga memuaskan dan flat. Mungkin karena masih amatir jadi belum dapat selanya. tapi saya lebih memilih mending makanannya langsung di makan saja deh hehehe.
2. Jangan Menggunakan Zoom
Buat kita pengguna handphone, sangat dilarang foto menggunakan zoom, karena akan menurunkan resolusi foto dan membuat foto menjadi tidak tajam. Ambil foto dari jarak agak dekat itu lebih baik.
3. Styling
Nah, buat saya ini masalah klasik. Ih pengen gitu yah foto di instagram menjadi bagus karena styling yang oke dan instagramable banget. Namun apa daya belum bisa sekeren selebgram yang styling-nya oke punya yang eye catching dan fotonya bisa bercerita. Tapi sebenarnya kita bisa kok ber’styling di instagram dengan memperhatikan hal berikut:
Tentukan Tema
Iyes, sebelum kita foto setidakya kita punya temanya dulu nih agar nanti kita bisa menentukan property apa yang bisa kita gunakan untuk mendukung foto. Bisa tema OOTD, tema tangan dalam frame, ataupun tema preparation
Siapkan Property yang sesuai dengan tema yang akan dibangun
Setelah menentukan tema, maka kita bisa menggunakan property yang sesuai dengan tema foto kita. Ga mungkin kan temanya makan Pasta tapi propertynya pake sumpit hehehe. Jadi tema sangat penting untuk menentukan property yang akan kita pakai. Tapi jangan sampai property foto yang kita pakai lebih dominan daripada objek utamanya sehingga orang yang melihat akan menjadi gagal fokus.
Tentukan angle yang akan di pakai, apakah Bird Eye View (BEV), Eye Level atau Sudut 45 derajat
Biasanya foto menggunakan Handphone lebih enak menggunakan angle BEV atau bahasa kerennya Flat Lay. Dan kemarin Mba Ariana memberi wejangan bahwa dalam foto flat lay setidaknya props yang di gunakan bersifat hitungan ganjil, 3, 5, 7 atau 9 item. Baidewai rumus ini melekat banget di otak saya, jadi foto apapun ingat angka ganjil ya… Dan yang terpenting adalah untuk foto menggunakan handphone usahakan motret dengan portrait, jangan motret dengan cara landscape, jangan ya, ini penting dan dasar dari belajar foto dengan handphone. Dan yang tak kalah penting adalah pegang handphone se-stabil mungkin, jangan goyang, tahan napas, kalau perlu menggunakan tripod.
ROT (Rule Of Third)
Yay, kemarin Mba Ariana juga ngajarin tentang ROT atau Rule Of Third di handphone nih. Tapi sebelumnya jangan lupa pasang gridlines di setting kamera handphonenya agar memudahkan kita untuk menerapkan mode ROT ini ya.
Jadi gini… Pada dasarnya mata kita akan menangkap objek pertama kali adalah di sisi kanan atau kiri bukan di tengah. Sehingga akan menjadi lebih mudah apabila objek foto di taruh pada sisi kanan atau kiri gridlines. Lebih tepatnya sih di empat titik sudut gridlines. Dan ternyata untuk selfie pun akan menjadi lebih baik kalau menggunakan ROT loh, jadi muka kita ga akan menjadi terlihat lebih besar karena berada di tengah hihihihi.
Photo Competition
Nah, setelah materinya cukup, akhirnya kami peserta waktunya praktek. Praktek dilaksanakan di Harris cafe, karena di sana sinar matahari yang masuk sangat berlimpah. Walaupun saat itu habis turun hujan dan matahari agak malu malu keluarnya alias mendung. Serunya sambil praktek masing masing peserta saling mengingatkan materi yang sudah disampaikan Mba Ariana sebelumnya, seperti rumus props ganjil, pengaturan cahaya, rule of third, dan bebas meng-style-kan props foto.
Tak cukup hanya sekedar foto saja, sudah mendapatkan hasil yang bisa di bilang lumayan, foto juga perlu di edit. Yang mudah saja, bisa menggunakan aplikasi edit photo seperti Snapseed atau VSCO. Kedua aplikasi ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk tone lebih bagus menggunakan snapseed karena Snapseed memiliki fitur selective di mana kita bisa memilih bagian mana yang mau di lebih terang atau di lebih gelap, tapi untuk sharpness sebaiknya sih menggunakan edit bawaan di Instagram. Karena kalau di Snapseed foto akan menjadi lebih pecah.
Flat Lay Photo Competition
Banyak hal sebenarnya yang saya dapatkan dan bertambah ilmu fotografi dari workshop kali ini. Walaupun sebenarnya gaya foto saya juga belum menunjukkan peningkatan yang berarti, tapi setelah workshop ini setidaknya lebih tahu tekniknya dan harus lebih banyak berlatih.
Dan sepulang workshop, saya membawa pulang hampers dari Kino loh. Alhamdulillah fotonya terpilih dalam lomba foto flatlay hidangan Harris Suite Hotel dan Minuman Penyegar Cap Kaki Tiga.


Selain foto flat lay makanan, kita peserta juga mempraktekkan foto flatlay Headwear L.tru untuk L.tru Photo Competition. Selamat yaa untuk para pemenangnya.
Buat saya yang bisa dibilang jarang foto di luar food/makanan agak kagok untuk foto di luar itu. Gimana sih bikin style foto baju, hijab ataupun semacam OOTD itu? Nah untungnya ada Mba Ariana yang memberikan pengarahan. Komposisi, style, dan props yang cocok digunakan untuk foto produk ternyata sama seperti kalau kita foto makanan, bahwa tetap berpegang pada rumus-rumus tadi. Props Ganjil, cahaya, rot, dan portrait, dan yang penting dalam foto produk dibuat fokus terhadap objek utama lebih menonjol di banding property lain, jangan membuat yang melihat gagal fokus pada props yang di gunakan.
Practise Makes Perfect. Jangan takut untuk selalu mencoba dan bereksperimen hingga memiliki style foto sendiri.
Salam Motret
Senangnya bisa ikutan acara ini. Terimakasih sudah berbagi. Saya jadi ikut menyerap ilmunya.
Tadi pagi baca reportase di web IHB berasa gak lengkap hehehe…
Oya, maaf ya… Cuma saking koreksi aja. Kayanya akun Mbak Ariana yang ke dua itu huruf R nya dua…
Satu lagi Mbak, maaf… Kalau ini mungkin oot. Untuk kata awalan di, masih banyak yg dipisah padahal seharusnya disambung seperti dilarang (di atas masih ditulis di larang), dihindari, dan banyak lagi kata sifat serta kata kerja yang antara di dan kata di depannya masih dipisah.
Sukses terus dengan ilmu fotografi nya ya 🙂
salam
Okti Li
Hai mba Okta, makasih dan mampir dan koreksinya. Hihi udah saya edit dan koreksi. Makasih ya
Terimakasih Liza sudah ikut serta dievent kali ini.. 🙂 semoga lain kali bisa ikut lagi ya :))
Makasih mba Witha sudah mampir dan udah ngadain event ini. Di tunggu event berikutnya yaaa
Saya baca pelan2 mbak, pengen bisa praktekan bikin foto kece
Hehehe maacih dah mampir mba Anis
Mbak kenapa harus portrait? Di atas tidak dijelaskan alasannya.
Karena saya lebih sering foto landscape, tar pas mau post di instagram tinggal crop ke bentuk square.
Hai Mba, makasih dah mampir.
Ada baiknya hindari foto dengan landscape. karena kamera HP bersifat wide, jadi bentuk objek foto bisa melebar dan tidak seperti bentuk aslinya. Apalagi untuk fotografi produk. Mungkin beda halnya kalau kita foto pemandangan yang memang kelihatan indah kalau kita menggunakan lanscape.
semoga bs sedikit menjawab ya mba
Wah makasih banyak sharing ilmunya mbak. Langsung praktek nih hehe
Sama-sama mba hehe