ImutzCakes – Waktu kecil pernah ikut Ibu yang suka kursus di Pertamina Patra Simprug (kalo ga salah, seingat saya). Sebenarnya ga terlalu tertarik dengan hal masak memasak, apalagi bikin kue. Tapi dulu sewaktu Ibu sering kedapetan orderan cake ultah dan wedding cake, saya sering disuruh beliau untuk mengocok cream berwarna putih yang dipakai untuk menghias kue tersebut atau membuat mawar menggunakan paku yang bentuknya seperti payung tapi lebih besar dari paku (setelah menggeluti dunia perbakingan akhir-akhir ini saya baru tahu kalau ternyata itu adalah Butter Cream xixixi).
Peralatan seperti lazy susan, pallet, loyang, mixer, oven, pisau ukir, pisau roti, pisau kue, dan lain-lain, lengkap tersedia. Sering pula saat sedang tidak ada orderan kue, Ibu membuat donat kentang, seingat saya dulu saya ikutan bantu membulat-bulatkan adonan dan dibuat bolongan ditengah dengan memutar 2 jari telunjuk (heran saya sekarang malah ga bisa melakukan itu hahaha), lalu membuat pastel isi kentang, nastar jika lebaran tiba yang diatasnya dikasih cengkih.
Dan beberapa kue-kue lain yang saya sudah lupa, bahkan ketika saya menulis ini pun saya mencoba mengingat apa saja yang sudah pernah kami buat bersama. Mungkin karena masih kecil (sekitar kelas 1-2 SD) saya tidak mengerti apa dan bagaimana Ibu bisa menggeluti dunia perbakingan itu. Namun satu yang saya mengerti saat itu adalah, Ibu ku jago bikin kue, sedangkan anaknya jago makan hihihihi. Setiap pulang kursus ketika saya sedang tidak ikut serta Beliau selalu membawa pulang sesuatu, entah itu cemilan, sayuran, lauk pauk, maupun kue-kue lainnya. Waktu itu mungkin dibandingkan dengan anak-anak lain diwilayah dekat rumah saya lebih beruntung karena sudah bisa menyicipi masakan dan kue dari luar negeri yang dibuat Ibu.
Jika mengingat kembali masa-masa itu, saya jadi berpikir, sekarang saya menyukai dunia per-baking-an. Belajar membuat sendiri masakan dan kue-kue yang baru saya lihat dan baca, atau yang sedang dibicarakan orang. Apakah itu pengaruh dari Ibu? kalau di ingat-ingat, dari 3 orang anak Ibu, hanya saya yang selalu di ikut sertakan dalam bidang ini.
Sedangkan kakak-kakak saya sampai sekarang tidak ada yang tertarik. kalau yang pertama, mungkin karena Laki-laki jadi wajar sih ga tertarik dalam hal beginian, tapi kalau yang nomor 2, perempuan, sama sekali tidak mau dan tidak dilibatkan dalan hal pembuatan kue-kue pesanan Ibu. Hanya saya yang selalu rajin membantu dan bertanya ke IBu ini apa itu apa (lucu kali yah saya masih kecil dah cerewet tanya ini itu, ngebayangin cepaknya Ibu harus jawab ini itu, sedangkan harus membuat kue wedding pesanan ahahha)
Anyway, YA saya merasa ini adalah pengaruh keikutsertaan saya terhadap kesibukan Ibu membuat Kue. Saya jadi menyukai hal-hal yang berbau kue, bukan hanya suka makan kue, tapi juga ingin tahu bagaimana kue/cake bisa seperti itu. Bagaimana bisa membuatnya.
Mungkin suatu saat ketika saya sudah memiliki anak, saya pun harus mau mengajak anak-anak untuk serta dalam pembuatan kue. Atau memberikan homemade cake untuk cemilan anak anak. Sehingga ketika mereka besar nanti, akan terus mengingat apa yang telah Ibu mereka berikan untuk anak-anak. seperti saya kepada Ibu.
Chairul Liza
22 Mei 2013